Monday, October 24, 2016

Seorang Laki-Laki Haruslah Bertanggung Jawab

Bukan laki-laki jika tidak bertanggung jawab dan tanggung jawab itu bukan hanya omongan,  gombalan, dan janji belaka. Namun tanggung jawab adalah pembuktian. Banyak atau sebagian besar seorang perempuan tergantung cintanya akibat lelaki yang tidak bertanggung jawab. Entah yaa yang salah itu siapa entah si laki-lakinya yang mudah mengubar janji dengan ilmu modus-modus bapernya atau yang salah perempuannya yang kurang menjaga diri atau baperan. Yang jelas jika kamu menemukan seorang laki-laki yang hanya pandai berkata-kata atau pandai berkata-kata dengan menunjukkan kekayaan orang tuanya dan tujuannya cuma memacarimu dan bukan menikahimu, maka bersiaplah kamu digantung bagaikan gantungan kunci. Banyak sih laki-laki yang pandai berkata kata untuk menggait hati seorang wanita dan ia berjanji kepada si wanitanya akan menikahinya setelah lulus kuliah lah. padahal di Al Qur'an surat An nur dijelaskan jika mampu maka menikahlah dan jika belum mampu bertanggung jawab dalam memberi nafkah, maka berpuasalah sampai Allah SWT memampukan. Yaaa intinya tidak ada ikatan yang menggantung. jujur yaaa kasihan si perempuannya. Namun aku cuma berpikir kenapa si wanitanya itu mau digantung gantung. Padahal jika ia digantung gantung dan menunggu tanpa kepastian. Ketahuilah perempuan. Jika ada mau melamar kamu, jadi urung sebab kamu pacaran dan menunggu tanpa kepastian.

Terkadang aku selalu berpikir mengapa seorang perempuan mudah ditipu. Namun aku tidak akan membahas hal itu yang jelas aku akan membahas mengenai diriku sendiri. Yang jelas aku sudah tahu jatuh cinta dan aku tidak mau pacaran karna pacaran itu dosa. Karna ia masih belum halal bagimu. kamu memegang tangan lawan jenis jika belum halal itu dosa. bayangkan hadits yang bertuliskan

“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ar-Ruyani dalam Musnad-nya no.1282, Ath-Thabrani 20/no. 486-487 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 4544 dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226).

Hadits di atas betapa besarnya dosa berpegangan tangan dengan lawan jenis. Namun yaa gitu sebagian besar orang saat ini cuma menganggap hadits ini cuma sebagai angin lalu. Padahal Allah SWT tidak lalai dan selalu mengawasi. Yang jelas Aku cuma berdoa dengan tuhanku Ya Allah Maafkan aku dan Ampuni dosaku jika aku lalai. sebab bisa jadi aku punya dosa juga. Jujur  yaaa aku menulis artikel ini yaa takut juga. karna terkadang manusia itu pelupa dan lalai. 

Kembali ke tema. Maka Apa yang harus aku lakukan agar menjadi laki-laki yang bertanggung jawab? Pertama aku harus memiliki kehidupan yang layak. Karna hidup tidak makan cinta. Memang pacaran itu enak sebab di dalamnya tidak ada tanggung jawab yang ada cuma senang2 dan berdosa. Sedangkan pacaran setelah menikah di dalamnya penuh dengan tanggung jawab. sebab apa ? sebab di dalamnya ada ikatan suci pernikahan.

Hmm.... Omong-omong melihat dunia saat ini itu benar-benar banyak bersaing. Jujur ya contohnya aja lapangan pekerjaan yang kian sempit dan banyak juga yang mencari kerja. Bayangkan peran laki-laki pada hakekatnya yaitu memberi nafkah kepada istrinya. Namun di satu sisi sang laki-laki dibingungkan oleh pekerjaan. Bayangkan lagi ya lapangan pekerjaan saat ini kiat sempit ditambah lagi jumlah pengangguran kian hari kian meningkat dan bersaing dengan para perempuan untuk mencari pekerjaan juga karna katanya sih emansipasi wanita. Namun ketahuilah bahwa zaman sekarang laki-laki harus benar-benar lebih kuat daripada laki-laki zaman dahulu sebab laki-laki zaman dahulu itu lowongan pekerjaannya banyak dan jarang sekali para perempuan yang melamar pekerjaan karna profesinya sebagai ibu rumah tangga.

Namun zaman sudah benar-benar berubah yaitu zaman generasi menelium zamannya teknologi media ada dimana mana dan medialah yang mempengaruhi manusia. Dan sekarang banyak ibu rumah tangga beralih profesi ke wanita karier. Ini adalah dilema bagi kaum laki-laki dan dilema juga bagi anak-anak. Bayangkan lagi jika seorang ibu bekerja, bagaimana dengan anaknya ? pasti terbengkalai dan hal ini berbahaya sebab pada saat anak dalam pertumbuhan perlu diawasi karna dikhawatirkan terkena pengaruh jahat. Namun jika si wanitanya tidak diperbolehkan bekerja, maka penghasilan si laki-lakinya mungkin kurang. Nah inilah dilema saat ini.

Oleh karena itu aku harus benar-benar mempersiapkannya karna apa ? Karna aku adalah seorang laki-laki yang harus bertanggung jawab dan aku kelak menjadi seorang pemimpin bagi keluargaku. ITU

0 komentar: